Ogan Komering Ilir, MABESPRESISI.com – Di balik rimbunnya pepohonan dan belukar liar, sebuah bangunan megah berdiri kokoh di tepi jalan Kapten H. Teguh Kayuagung. Dialah Museum Bende Seguguk, yang digadang-gadang sebagai harta karun budaya Ogan Komering Ilir (OKI).
Namun, alih-alih menjadi gemerlap pengetahuan, museum ini menjelma menjadi monumen janji manis yang terkubur dalam diam. Janji peresmian awal tahun 2024 yang digembar-gemborkan pada tahun 2022 kini sirna ditelan kenyataan pahit.
Kondisi yang Memprihatinkan
Pantauan tim investigasi Sekber Wartawan Indonesia Kabupaten Ogan Komering Ilir dilapangan mengungkapkan lantai dua tak berdinding, material bangunan berserakan, dan semak belukar liar menyambut dengan penuh keramahan. Mimpi indah tentang museum yang menjadi ikon budaya dan daya tarik wisata OKI kini terkubur dalam rimbunnya belukar.
Kekecewaan Masyarakat
“Sangat disayangkan sekali melihat kondisi museum yang terbengkalai,” tutur Gusti Fansuri, alumnus Fakultas Sejarah UNSRI Sumatera Selatan, lirih.
“Museum ini seharusnya menjadi ikon budaya OKI dan menjadi daya tarik wisata,” sambung Gusti, prihatin melihat kenyataan pahit di balik megahnya bangunan.
Senada dengan Gusti, Deni, warga lokal, turut menyayangkan molornya pembangunan museum. “Museum ini seperti yang dijanjikan harusnya bisa menyimpan nilai sejarah yang tinggi dan seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat OKI,” ujar Deni prihatin.
Penjelasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Di tengah pertanyaan publik tentang mangkraknya Museum Bende Seguguk, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI, Ahmadin Ilyas, memberikan penjelasan terkait progres pembangunannya.
“Mudah-mudahan tahun ini bisa lancar dan Bangub (Dinas Pekerjaan Umum) bisa menyelesaikan Museum tahap 3. Mohon do’anya,” tuturnya optimis.
Namun, optimismenya diiringi kenyataan pahit tentang keterbatasan dana dan kebijakan Gubernur yang menjadi hambatan utama.
“Keterbatasan dana dari Bangub membuat pembangunan museum tersendat. Dana yang dikucurkan tidak sebanding dengan kebutuhan sesuai RAB (Rencana Anggaran Biaya),” papar Ilyas.
Ia menambahkan, “Provinsi masih mengusahakan dana sekitar 2 M lagi untuk tahun ini. Semoga bisa dikucurkan. Kalau tidak, pembangunan museum mungkin baru selesai tahun 2025, tergantung kebijakan Gubernur,” jelasnya.
Di tengah situasi ini, Ilyas berharap masyarakat tetap bersabar dan mendukung pembangunan museum.
“Saya mohon maaf atas keterlambatan pembangunan Museum Bende Seguguk. Kami terus berusaha menyelesaikannya secepatnya. Saya memahami kekecewaan masyarakat, dan saya harap masyarakat dapat bersabar dan terus mendukung pembangunan museum ini,” imbuhnya.
Janji yang Tertunda
Dari keterangan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menunjukkan bahwa pembangunan Museum Bende Seguguk masih terkendala oleh berbagai faktor, seperti dana dan kebijakan. Mimpi indah tentang museum yang menjadi kebanggaan OKI masih terkubur dalam janji manis yang tertunda. (Publikasi DPD SWI OKI)