MINIMARKET berjaringan semakin mengukuhkan dirinya di banyak sudut kota Indonesia. Dalam sorotan ini, perlu dipertimbangkan bagaimana dampaknya terhadap ekosistem usaha lokal, khususnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Pertumbuhan minimarket, sementara memberi kenyamanan berbelanja, bisa menjadi ancaman bagi keberlanjutan BUMDes yang berperan dalam mengangkat ekonomi pedesaan.
Pemerintah telah berupaya meningkatkan peran desa dalam perekonomian nasional melalui BUMDes. Namun, pertumbuhan minimarket berjaringan menunjukkan sejumlah permasalahan.
Kehadiran mereka merampas peluang usaha para pedagang lokal yang selama ini menggantungkan hidup pada perekonomian desa.
Idealnya, BUMDes yang merupakan simbol kolaborasi dan gotong royong masyarakat desa, harus menjadi jantung ekonomi lokal.
Sayangnya, beberapa wilayah mengalami kendala dalam menghadapi gempuran minimarket berjaringan yang menawarkan harga lebih murah dan kenyamanan modern.
Situasi semakin pelik ketika minimarket tersebut dihuni oleh barang-barang yang sebelumnya dikelola oleh para pedagang lokal.
Berbagai produk yang dulu menjadi tumpuan masyarakat kini tersaingi oleh barang-barang dari minimarket. Hal ini secara perlahan menggerus daya saing BUMDes yang berjuang mempertahankan eksistensinya.
Namun, tantangan ini bisa diatasi jika masyarakat desa kembali memilih BUMDes sebagai opsi utama. Dengan mengedepankan rasa memiliki dan cinta pada produk lokal, BUMDes bisa memberikan pilihan yang sejajar dengan minimarket berjaringan.
Melalui dukungan yang sungguh-sungguh, BUMDes dapat memberikan produk unggulan yang sebanding dengan minimarket.
Kita tidak bisa menghindari arus globalisasi dan modernisasi, termasuk dalam dunia bisnis. Namun, kita dapat membentuk arus tersebut agar berjalan seiring dengan kepentingan masyarakat lokal.
BUMDes, sebagai bagian tak terpisahkan dari desa, memiliki tanggung jawab besar dalam mempertahankan identitas dan ekonomi lokal.
Sebagai masyarakat desa, dukungan terhadap BUMDes bukan hanya sekadar pembelian produk.
Dukungan itu adalah tindakan konkret dalam menjaga lingkungan kita tetap lestari, memberdayakan pelaku usaha lokal, dan menjaga perekonomian desa agar tetap berkembang.
Dalam menghadapi gempuran minimarket berjaringan, BUMDes dapat menjadi garda terdepan melalui kolaborasi yang kuat antara masyarakat desa, pengusaha lokal, dan pemerintah.
Melalui langkah ini, BUMDes akan tetap menjaga peran strategisnya dalam membangun ekonomi desa yang berkelanjutan.
Martinus Jaha Bara, S.Ap, adalah Kepala Perwakilan Media Mabes Presisi di Nusa Tenggara Timur yang Peduli pada Kemajuan Ekonomi Lokal di Indonesia.